Sitti Fadhilah Zanaria
Aku mencabut uban di ubun-ububn kau—bintang paling jauh tertambat dalam di perut langit.
Aku mencabut uban di ubun-ububn kau—bintang paling jauh tertambat dalam di perut langit.
Cita-citaku jadi astronot, membungkus bintang,
menanamnya di ubun-ubun kau yang paling tinggi, sebagai upah sehelai uban kau.
Tapi, itu tolol. Semua teori perihal ganti rugi air susu atau air keringat kau
sekedar ilustrasi abstrak. Aku tidak bisa membuktikan teori apa-apa, biarpun
sekolah tinggi, bergelar professor, dan jadi ilmuwan.
*
Dewasa ini, aku tumbuh dalam dinamika yang
menukik membentuk taring-taring iblis
penyandera dosa. Bangun pagi, terbirit memburu duit, dan pulang membawa
pikiran-pikiran rumit.
Malam tiba dan aku suka meniduri pikiranku tanpa
mengenakan busana, aku bebas memandang apa yang mau aku lihat, tanpa perlu
takut ditangkap basah oleh arloji yang selalu sabar mengingatiku waktu lembur
dan jam rapat. Ketika sedang berdua dengan Jendela, aku memeluk pikiran
seronokku sambil bermain dalam selimut tua ; dia membuatku suka menerka
ketinggian bintang dan berharap mampu mendaratkan cita-cita kanakku di bulan.
pikiranku telanjang bulat di depan bulan—teringat wajah perempuan yang kali
pertama memandikan tubuh sirahku seusai bertapa di gua rahim.
Aku rindu menjadi bocah lugu dimana kegembiraannya
sekedar pada layangan dan gendongan ibu
*
Seluruh uban kau telah perak, mengarak arah tujuku
mendekat ke barat. Matahari turun lamat-lamat , bersiap menyalakan senja di
usia kau. Aku sibuk memikirkan panorama pas untuk menyempurnakan senja ; laut,
ombak, sampan kecil, beberapa bocah bermain istana pasir, dan lengan nyiur yang
seakan melambai selamat jalan atau menyambut para perantau pulang. Tetapi luput
membawa oleh-oleh waktu yang cukup untuk duduk malas lebih lama di usia senja
kau sambil mencabuti uban
"sudah senja, Nak. Jangan main jauh-jauh.
Pulanglah sebelum gelap!"
Aku pulang bu, dengan kemeja apek bau keringat
kenang-kenangan aroma jalan raya yang macet, dan sekarang sudah malam dan
gelap.
Tidak ada komentar: