KOLONG

[FEB][bleft]

KAMPUS UNHAS & SEKITARNYA

[FEB][twocolumns]

Usut Nilai Error, Reporter Media Ekonomi FEB Unhas Dihardik Dekan dan Dapat Ancaman Hukum


Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas) pada kelas Perekonomian Indonesia B mengeluhkan tindakan dosen pengampu mata kuliah (AM) tersebut yang diduga sempat menahan nilai dan memberikan nilai E untuk tugas final sebab mahasiswa tidak membayar biaya pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) kelompok lain yang menyelesaikan karya tulis untuk keperluan lomba. Akibatnya, sejumlah mahasiswa mendapat nilai error dan terancam gagal menyelesaikan studi tepat waktu.

Salah satu mahasiswa angkatan 2021 Perekonomian Indonesia kelas B, Ino (nama samaran) menyebut, bermula dari tidak adanya Rencana Pembelajaran Semester (RPS) di sistem Neosia. Sejak awal perkuliahan, dosen langsung mewajibkan seluruh mahasiswa membentuk kelompok, membuat proposal, dan mengikuti lomba “LPS Call for Research 2025” sebagai bentuk penilaian mata kuliah. Setiap pertemuan kelas hanya difokuskan pada revisi proposal lomba, bukan pada materi pembelajaran sesuai silabus.

“Dari perkuliahan pertama sudah dikirimkan syarat dan ketentuan lomba. Setiap minggu kami revisi proposal dan presentasi. Tidak ada pembahasan materi kuliah, hanya fokus ke proposal lomba,” ujar Ino, Jumat (25/07/2025)

Mahasiswa itu juga mengungkapkan, masalah muncul ketika tidak semua kelompok berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Dosen kemudian memberi arahan, mahasiswa yang tidak lolos tetap bisa dipertimbangkan nilainya jika ikut membayar biaya HKI dari kelompok lain yang lolos, sebagai bentuk kontribusi administratif. Jika tidak, nilai mereka tidak diproses.

“Kelompok yang tidak lolos proposalnya disuruh gabung dengan kelompok pendaftar HKI. Jadi, yang tidak daftar HKI bisa-bisa nilainya error. Ini disampaikan lewat ketua kelas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dosen bahkan menyampaikan secara tersirat bahwa hanya kelompok yang berhasil dalam lomba yang akan mendapat nilai A. Sementara yang tidak, akan mendapat nilai error, kecuali mereka ikut membantu pembayaran HKI sebagai bentuk partisipasi.

“Pernah disampaikan langsung, kelompok yang lolos itu bakal dapat A. Yang tidak, nilainya bisa error kecuali masuk dalam kelompok pendaftar HKI,” tambahnya.

Akibat dari tindakan ini, beberapa mahasiswa mengalami kerugian signifikan seperti harus mengulang mata kuliah di semester berikutnya serta risiko tertunda wisuda.

Kebijakan dosen yang mengaitkan nilai akademik dengan lomba eksternal serta pembayaran administratif untuk HKI memunculkan pertanyaan tentang batas kewenangan dosen dalam menilai mahasiswa. Apalagi, lomba tersebut tidak dijelaskan secara terbuka alasannya, dan tidak pernah masuk dalam kurikulum yang disepakati bersama.

Reporter Media Ekonomi mencoba mengkonfirmasi kepada (AM) melalui pesan WhatsApp, namun enggan mendapat balasan. Mahasiswa berharap ada perhatian dari pihak fakultas dan universitas terhadap praktik semacam ini, agar sistem pendidikan tidak berubah menjadi beban administratif yang memberatkan dan merugikan secara sepihak.

Respon pihak biroraksi FEB Unhas

Repoter kami mencoba melakukan wawancara dengan Kepala Departemen Ilmu Ekonomi (IE), Dr. Sabir, SE., M.Si., CWM, menjelaskan ia telah berkoordinasi dengan Dekan FEB Unhas untuk menindak lanjuti perihal perkara ini beliau juga mengatakan bahwa apabila tidak terjadi perubahan pada nilai ke 22 mahasiswa ini, pihak departemen akan berupaya memberikan solusi. “Tentu kalau misalnya nilai itu tidak berubah, tentu ada solusi yang saya harus kasih dengan membuka kelas untuk yang korban ini di semester ini” ucap Sabir ketika didatangi oleh reporter kami di ruang Departemen IE (29/07/2025).

Setelah itu kami juga berupaya mendatangi Dekan FEB Unhas, Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir, SE., M.Si agar memberikan keterangan lebih lanjut, ketika ditanyai perihal permasalahan dosen yang bersangkutan, ia menegaskan permasalahan ini tidak lagi ditangani oleh dekan dan telah memanggil dosen (AM) tersebut untuk diberikan teguran. “Saya tidak akan campuri urusan akademik sebagai dekan, itu urusannya dosen dengan mahasiswa, itu urusannya akademik rektorat, kalau saya campuri itu namanya intervensi?? Tidak bisa. Saya sudah tegur Pak AM karena tidak logik, sudah saya tegur, tidak logik.”sebutnya.

Ia juga mengatakan, nilai dari mahasiswa yang error tersebut telah berubah “Jadi, saya sudah panggil (AM), sudah selesai masalahnya. Lebih baik kau pergi tanya Kepala Sub Bagian (Kasubag) Akademik, karena Kasubag Akademik  saya tanya penjelasannya, bilang sudah berubahmi,” suruhnya.

Intimidasi yang kesekian kali nya

Ketika ditanyai perihal kemungkinan pemberian sanksi berupa skorsing oleh reporter tim media ekonomi, alih-alih memberikan jawaban ia kemudian membentak dan mengusir reporter kami dari dalam ruangan dan mengatakan bahwasanya kami memberi perintah kepada dekan FEB Unhas untuk memberikan skorsing kepada dosen yang bersangkutan.

 “tidak, bukan pelanggaran berat begitu, kenapa kau mau, wihh bahaya kau keluarko, kurang ajarko, keluarko, kurang ajar bicara-bicara, tidak ada hakmu untuk skorsing dosen, keluar, tidak bisa. Wehh, masa na suruhka skorsing (AM), saya bilang keluarko, kurang ajar, kau siapa ha? Apa pangkatmu suruhka skorsing (AM)?,” ujar dekan FEB Unhas, Rahman Kadir dengan nada emosi.

Tak berhenti disitu ia kemudian memberikan ancaman kriminalisasi kepada reporter tim media ekonomi, berupa pernyataan menuntut reporter kami ke pengadilan apabila menulis pemberitaan “sembarang”  terkait pemberitaan yang sedang kami garap.

“tapi jangko macam-macam, awasko. Siapa namamu? Saya akan dituntutko di pengadilan kalau sembarang kau tulis, kau tau? Saya ini sabar, tapi kalau sembarang kau tulis dikoran saya tuntutko di pengadilan “pencemaran nama baik”, ingatko itu. Siapa namamu? Kasihka namamu, ehh saya foto orangnya, kurang ajar, saya tidak suka dikasih begitu,” makinya.

Kemarahan dekan FEB Unhas yang memuncak

Dengan kondisi yang semakin tidak kondusif akhir nya Wakil Dekan 1 Bidang Kemahasiswaan, Mursalim Nohong, mencoba melerai kemarahan dekan FEB Unhas dengan membawa reporter kami ke tempat yang berbeda namun tak lama kemudian dekan kembali mendatangi reporter kami dan memarahi reporter kami yang sedang berbicara dengan wakil dekan 1, tak hanya itu ia bahkan mengeluarkan makian bahkan mengancam untuk melakukan upaya kriminalisasi kepada reporter dari tim media ekonomi

“kau tel*so. Saya ini sabar nah, saya kasih tahu Arifuddin, Mursalim, kalau datangi panggilkanka, saya mau ketemu, sok jagomi di depanku. Satuji ku takuti, Tuhanji yang hanya saya takuti, hanya Tuhan ji, orang macam seperti kau gampang sekaliji saya seret masuk penjara, kurang ajar, kau angkatan tahun berapa?”

Melihat perhatian mahasiswa yang semakin tertuju kepada dekan yang sedang marah, salah satu staf dari FEB Unhas kemudian memisahkan reporter kami dan menggiringnya menuju tempat yang berbeda, setelah itu reporter kami kemudian pergi menuju kantin FEB Unhas.

Kedatangan dekan di kantin untuk mencari reporter media ekonomi

Tak lama berselang setelah reporter kami menuju kantin , dekan FEB Unhas datang ke kantin FEB untuk mencari reporter kami agar dipanggil menuju kantor nya ketika dalam perjalanan menuju kantor dekanat reporter kami bertemu dengan beberapa orang seperti Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, kepala Departemen Ilmu Ekonomi, dan beberapa staf FEB Unhas. Ketika dalam perjalanan salah satu dewan pers kami kemudian mencoba berbicara kepada dekan FEB Unhas, ia mencoba meluruskan perkara kalimat dari reporter kami yang dekan FEB Unhas permasalahkan, bukannya tercipta komunikasi yang kondusif dekan FEB Unhas malah kembali membentak dewan pers dan reporter media ekonomi dengan mempertanyakan SK resmi dari tim media ekonomi “sekarang saya mau tanya ko resmi pers mu ? mana surat resmi nya? (medkom) tidak diakui di fakultas dan tidak diakui di Unhas”  

Rahman Kadir kembali melontarkan ancaman “pokoknya kau tulis macam-macam akan saya tuntut ko di pengadilan dengan pencemaran nama baik,” Setelah itu dia kembali mengeluarkan umpatan dengan mengatakan “jangan ko begitu tel*so,kurang ajar kau ini,”

Kemudian Rahman Kadir pergi dan mengatakan akan memanggil tim media ekonomi untuk bertemu kembali.

Perubahan Nilai Error pada Mahasiswa  

Ketika berita ini ditulis nilai error pada 22 mahasiswa telah berubah, kami melakukan wawancara langsung dengan salah satu mahasiswa yang pernah mendapatkan nilai error di kelas Perekonomian Indonesia di kelas yang diampuh  oleh dosen (AM).

Ditanya perihal nilai Perekonomian Indonesia yang berubah, Imanuel mengatakan “tadi saya cek pagi-pagi, jam-jam 11 itu telah berubah menjadi A-, dimana hari inipi baru berubah, saya tidak tahu apa penyebabnya berubah tapi tiba-tiba dari error menjadi A-” jelas Imanuel ketika ditemui di kantin FEB Unhas Rabu (30/07/2025).

Dosen (AM) juga telah memberikan keterangan perubahan nilai mahasiswa yang mendapatkan error dengan menyampaikan melalui ketua kelas Perekonomian Indonesia “kalau beberapa hari yang lalu kayaknya diteruskan dari ketua kelas chatnya (AM), kalau bilang saya sudah menyurat ke rektorat untuk perubahan nilai, ituji yang na teruskan ketua kelas, kayaknya chatanya (AM) itu na teruskan” ucap Imanuel.

Respon dari Imanuel ketika ditanyakan perihal perubahan ini ia mengatakan “Saya sangat senang, terlebih saya di sini adalah mahasiswa semester akhir yang saya juga mau urus penurunan UKT dan ini kemarin yang menjadi penghambat yang perasaan saya sudah masuk kelas dengan rajin, sudah mengikuti kelas secara keseluruhan, sudah belajar dengan baik, sudah mengerjakan tugas yang diberikan, tapi nilai yang saya dapatkan sama sekali tidak sesuai ekspektasi, bukan cuman saya tapi hampir semua teman kelas saya dimana karena persyaratannya harus lolos kan, itu diluar kuasa kami, itu haknya mi para yang menyeleksi,” tutupnya.

Pernyataan tertulis pun telah dikeluarkan oleh dosen (AM) pada Senin (28/07/2025) untuk mengklarifikasi terkait permasalah nilai error yang terjadi 





 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar: