“Saya merasa soal Tes Potensi Akademi (TPA) lebih mudah dibandingkan soal Saintek maupun Soshum”. Tutur Era Fasira usai mengikuti tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri di depan ruangan FEB 110. Hal ini senada dengan Indah yang juga merupakan peserta SBMPTN tahun ini “karena sebagian soal TPA menggunakan logika jadi lebih mudah menjawabnya”.
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, pada saat tes SBMPTN mahasiswa di beberapa kampus diliburkan karena ruangan kuliah digunakan sebagai tempat pelaksanaan SBMPTN. Sama halnya di FEB-UH ada beberapa ruangan yang digunakan sehingga aktifitas pembelajaran di kelas ditiadakan mulai dari tanggal 7 hingga 8 Mei 2018 dengan alasan di tanggal 7 wilayah kampus disterilkan.
“Pelaksanaan SBMPTN di dalam ruangan sangat nyaman apalagi dilengkapi dengan AC” tutur Lutfiah siswa dari SMA 4 Galesong. Selain ruangan yang nyaman, pelaksanaan SBMPTN mulai dari pengisian biodata sampai akhirnya pengisian lembar jawaban tepat waktu. “Pelaksanaannya tepat waktu dan kondisi ruangan tenang serta bersih tak ada satupun sampah yang berserakan,” ucap Indah siswa asal Sidrap.
Ada berbagai alasan pemilihan jurusan oleh peserta SBMPTN. Ainun misalnya, memilih jurusan ilmu pemerintahan “di desa saya, mulai dari desa hingga kecamatan yang dipekerjakan di bidang pemerintahan itu hanya orang luar, sehingga saya berinisiatif untuk mengambil jurusan ini untuk menggantikan para pendatang tersebut”.
“Anak saya memilih jurusan Farmasi karena dia sangat menyukai hal-hal yang berkenanan dengan obat-obatan dan dia juga berasal dari jurusan IPA”. Menurut Hj. Syamsyam selaku orang tua siswa. “Adapun suasana di sekitar lokasi ujian berlangsung cukup kondusif”, tutup Hj. Syamsyam.[](msq/ddg)
Tidak ada komentar: