Kronologi Aksi Massa Serikat Mahasiswa Unhas 2 Mei 2019
Massa Aksi berjalan menuju Gedung Rektorat dengan membawa Spanduk tuntutan (Foto:Netize)
Sekitar pukul 12:50 Wita mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Hasanuddin berkumpul di pelataran gedung mata kuliah umum (MKU).
12:52 Jendral Lapangan Serikat Mahasiswa Unhas, untuk hari pendidikan nasional meminta peserta Aksi membuat lingkaran dan berdoa menurut keyakinan masing-masing demi kelancaran jalannya aksi.
12:55 Massa Aksi bergerak menuju rektorat,dengan menggunakan jas almamater merah, sembari membentangkan baliho, membuat simpul dan bernyanyi bersama.
13:59 Massa Aksi tiba di Gedung Rektorat, sambil menyanyikan yel-yel “wahai rektor kami datang".
14:01 Panggung bebas ekspresi, mahasiswa mengekspresikan kegelisahannya tentang pendidikan dan kondisi kampus dalam bentuk orasi, nyanyian serta puisi.
14:01 Massa Aksi berada didepan pintu Rektorat dan meminta pihak Rektorat agar Massa Aksi dapat bertemu dengan ibu Rektor yang ada didalam gedung.
14:08 Salah seorang Satpam mengintruksikan satpam yang lainnya untuk melepas name tag (identitas diri)
14:15 Selama satu jam menunggu tak kunjung ada informasi yang didapatkan terkait keberadaan Rektor.
14:18 Massa Aksi melangkah maju lebih dekat ke pintu utama Gedung Rektorat karena Rektortor tak kunjung turun namun dihadang oleh pihak keamanan kampus, sehingga suasana mulai tidak kondusif.
14:20 salah satu perwakilan dari Rektorat turun untuk bertemu dengan mahasiswa, namun Massa Aksi bersikukuh ingin bertemu dengan ibu rektor.
14:23 Salah seorang Oknum dari pihak Satpam mencoba memprovokasi dengan menarik kerah baju salah seorang Massa Aksi dan mencoba memukulnya
14:25 Suasana semakin tidak kondusif dan terjadi insiden saling dorong antara satpam dan massa aksi
14:26 Setelah itu terjadi saling lempar botol dan bambu dari atribut spanduk yang dibawa massa aksi, dan ibu Rektor tetap tidak turun padahal Massa Aksi dari awal meminta untuk berbicara baik-baik dengan ibu rektor.
14:31 Perwakilan Rektorat lalu angkat bicara dan mengatakan dia adalah utusan Rektor, akan tetapi Massa Aksi masih bersikukuh agar bertemu langsung dengan Rektor.
14:40 Jenlap dan Wajenlap mencoba mendinginkan suasana dengan mengumandangkan sumpah Mahasiswa dengan lantang dan diikuti oleh Massa Aksi.
14:48 Ibu Rektor akhirnya turun dan salah satu Massa Aksi membacakan tuntutan diantaranya Menuntut untuk mewujudkan birokrasi unhas yang profesional, Menjadikan pekerja Cleaning Service unhas sebagai pekerja tetap, Penghapusan aturan jam malam, Mengusut tuntas pungli atas ujian Mahasiswa, Menghentikan kekerasan akademik dan Intervensi terhadap lembaga kemahasiswaan.
15:10 Ibu Rektor angkat bicara dan mengatakan membutuhkan data yang jelas untuk memeriksa tuntutan dan berkata “saya perlu mempelajarinya terlebih dahulu”
15:15 Wajendlap mengatakan bahwa cara untuk penyelesaian tuntutan massa aksi ada dalam kertas posisi dan meminta untuk membahas tuntas tuntutan bersama Rektor dilokasi aksi.
15:17 Namun ibu Rektor tetap memberi tanggapan bahwa ingin mempelajarinya terlebih dahulu
15:19 Massa Aksi meminta tenggat waktu kepada ibu Rektor untuk menyelesaikannya dalam kurun waktu sesuai dengan yang tertera pada pakta integritas, tapi ibu Rektor tidak mau menyetujui untuk menandatangani Pakta Integritas tersebut.
15:30 Dengan dalih demokrasi Massa aksi meminta agar ibu Rektor menandatangani Pakta Integritas agar ada tenggat waktu yang jelas terhadap penyelesaian masalah yang ada.
15:32 Rektor menolak dengan berkata “Demokrasi itu tidak ada, demokrasi itu trust, Demokrasi itu kepercayaan”
15:33 Tersulut perkataan Rektor, Massa aksi meminta Rektor untuk turun dari jabatannya apabila tidak bersedia menyelesaikan ke-6 tuntutan yang terdapat didalam kertas posisi.
15:34 Menanggapi perkataan massa aksi Rektor mengatakan yang berhak menurunkan saya adalah yang mengangkat saya yaitu MWA dan Mentri.
15:35 Setelah itu rektor meninggalkan Massa aksi, dan Massa aksi menuntut ketua MWA untuk turun karena Rektor tidak mau berkompromi.
15:45 Pasca Rektor meninggalkan massa aksi, Jenlap dan wajenlap mencoba meredam kekecewaan Massa aksi dan menginstruksikan untuk beristirahat karena waktu shalat ashar telah tiba.
15:53 Jendlap memberikan arahan untuk perkuat simpul kembali sembari meminta ketua MWA untuk menemui Massa aksi.
16:00 Karena Ketua MWA ataupun perwakilannya juga tak kunjung datang maka Massa aksi melangkah ke depan pintu utama Gedung Rektorat dengan harapan ketua MWA atau perwakilannya segera menemui massa aksi.
16:12 Setelah Massa aksi melangkah ke depan untuk menunggu ketua MWA atau perwakilannya, satpam justru mengambil langkah Represif dengan cara mendorong dan memukul Massa aksi (salahsatu satpam memukul dengan menggunakan borgol) yang berdiri di depan pintu Gedung Rektorat.
16:13 Situasi pun semakin memanas, salah seorang Satpam mengeluarkan senjata tajam berupa Badik dan mencoba melukai Massa aksi.
16:17 Saling lempar batu, memaksa massa aksi memilih mundur sedikit demi sedikit karena Satpam menggunakan segala cara (memukul, mengeluarkan badik, mengeluarkan celurit dan menyemprotkan hydrant) untuk memukul mundur Massa aksi.
16:20 Saling lempar batu masih terus terjadi antara Massa aksi dan pihak satpam dan memaksa mundur massa aksi disepanjang atm centre.
16:27 Setelah saling lempar batu, satpam mencoba mengambil salah seorang Massa aksi dan saling lempar batupun kembali terjadi sampai sepanjang koridor FMIPA dan Kudapan.
16:33 Upaya Satpam masih terus berlanjut dengan mengejar Massa aksi sampai Fakultas Perikanan, Pertanian dan Masjid Ulil Albab PNUP.
16:40 Satpam yang mengejar sampai Fakultas Perikanan melempari batu kearah mahasiswa yang berada di kantin dan mengambil salah seorang Mahasiswa dan membawanya ke Rektorat
16:50 Sementara itu Satpam yang mengejar sampai Fakultas Pertanian mencoba menangkap salahseorang Mahasiswa dengan menarik kerah bajunya hingga robek dan terlepas , Satpam juga memukulinya beberapa kali, meskipun beberapa mahasiswa mencoba melerai tindakan yang dilakukan oleh Satpam namun salah seorang Satpam mengancam dengan mengacungkan Sajam berupa Celurit. Mahasiswa yang dipukuli tersebut berhasil terlepas dan satpam kembali mengejarnya dan melemparinya dengan batu
16:53 Massa aksi kumpul di sekitar kudapan untuk mengecek Massa aksi dari setiap Organ, ada dari kawan Perikanan ditahan oleh Satpam, dari Peternakan diborgol dan semua belum ada konfirmasinya, serta ada teman dari FIKP juga ditahan oleh satpam.
17:05 Setelah berdialog mengenai Massa aksi yang ditahan, wajendlap dan 2 orang anggotanya pergi mengecek ke Gedung Rektorat diikuti dengan Massa aksi yang lainnya, tapi yang berbicara dengan pihak Satpam hanya wajendlap saja.
17:30 Jendlap dipanggil bicara oleh salah satu pegawai Rektorat, tapi pada saat itu hanya Wajendlap yang ada dan membahas masalah tentang Massa aksi yang ditahan dan bagaimana upaya pembebasannya.
17:35 beberapa Massa aksi yang ditahan sudah dikeluarkan tapi belum jelas apakah ada intervensi atau tindakan Represif kepada mereka selama penahanan.
17:40 Massa aksi dengan arahan Wajendlap mundur karena pihak yang ditahan sudah dilepaskan oleh Satpam
17:50 Massa aksi kembali ke Organ masing-masing.
Temuan Fakta pasca aksi
1. Berdasarkan keterangan perwakilan UKM Teater, salahsatu anggotanya yang bernama Ardiansyah (Manajemen FEB-UH) saat aksi sedang berlangsung, Ardiansyah yang baru bangun dari tidurnya dan tengah menuju toilet segerombolan satpam menghampiri dan langsung meringkusnya. Ardiansyah sempat melihat seorang satpam tengah mengacungkan senjata tajam yang bentuknya mirip celurit. Tak lam kemudian ia mulai dipiting dan tubuhnya di hela kea rah rektorat. Di dalam perjalanan tangan Ardiansyah “disilang” kebelakang, rambutnya dijambak dan dipukuli dari berbagai arah. Sesampainya didepan rektorat, salah seorang satpam yang memakai baju Korpti menarik bajunya dan menurunkannya ke got. Tubuhnya ditelengkupkan dan sejumlah satpam menghujamkan kaki ke arahnya, lalu Ardiansyah ditarik naik dan diarak ke post Satpam. Didalam perjalanan ke post satpam Ardiansyah diterjang pukulan membabi buta. Sesampainya di post satpam Ardiansyah kembali dipukuli menggunakan pentungan di pipi kanannya. Setelah itu Ardiansyah diintrogasi olehbeberapa Satpam, ia dituduh terlibat aksi demonstrasi siang tadi, padahal saat ia disergap Ardiansyah baru saja bangun tidur dan berjalan ke toilet. Satpam yang tak mendapat jawaban dari Ardiansyah membawanya ke lobby gedung rektorat. Beberapa menit kemudian Ardiansyah dibawa ke rumah sakit Unhas.
2. Pasca pembebasan salah satu mahasiswa Peternakan ditemukannya bekas pukulan rotan pada bagian punggungnya.
3. Salah seorang mahasiswa FIB memberikan keterangan bahwa pada saat aksi berlangsung Mahasiswa tersebut “dipiting” dan diseret kedalam rektorat. Sembari memiting dan menyeret mahasiswa tersebut, ia (oknum) menginstruksikan kepada 2 orang Satpam untuk membawa mahasiswa FIB tersebut. Ketika 2 Satpam tersebut menghampiri, Satpam tersebut mulai memukuli bagian leher, rahang dan kepala memakai pentungan dan mengakibatkan mahasiswa tersebut sulit untuk menelan karena terjadi pembengkakan di bagian leher akibat pukulan tersebut. Selain itu ditemukan benjolan pada bagian kepala yang juga merupakan akibat dari pukulan tersebut
4. Berdasarkan keterangan dari Salah seorang Mahasiswa Jurusan Kelautan pada saat aksi sedang berlangsung, terkena lemparan batu tepatnya pada bagian kepala yang mengakibatkan Luka robek pada bagian kepala.
5. Berdasarkan keterangan beberapa saksi seorang Mahasiswa Fakultas Pertanian, dipukuli menggunakan batang sapu hingga batang sapu tersebut patah. Hal tersbeut mengakibatkan lebam besar pada bagian lengannya.
6. Berdasarkan hasil dokumentasi aksi, ditemukan bahwa salah seorang mahasiswa dari FEB-UH dipukuli berkali-kali menggunakan kayu.
Sumber: Serikat Mahasiswa Universitas Hasanuddin (SEMA-UH)
Sumber: Serikat Mahasiswa Universitas Hasanuddin (SEMA-UH)
Tidak ada komentar: