KOLONG

[FEB][bleft]

KAMPUS UNHAS & SEKITARNYA

[FEB][twocolumns]

Peringati Hardiknas, SEMA-UH : ''TURUNKAN REKTOR''


mediaekonomiunhas.com, Makassar(2/5) - Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, ratusan Mahasiswa Universitas Hasanuddin yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Unhas (SEMA-UH) melakukan unjuk rasa di depan Gedung Rektorat Unhas dengan membawa Grand Isu “Turunkan Rektor”.
Massa Aksi melakukan unjuk rasa di Rektorat (Fotografer: Ismail S.)

Aksi ini dimulai pada pukul 13.43 WITA yang diawali dengan sorakan Sumpah Mahasiswa oleh Massa Aksi yang dipimpin langsung oleh Jendral Lapangan di pelataran MKU dan dilanjutkan menuju depan rektorat Unhas. Sambil menunggu rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.A menemui massa aksi, orasi dan yel-yel silih berganti demi meningkatkan semangat massa.

Sekitar pukul 15.00 WITA Rektor Unhas akhirnya menemui Massa Aksi dan memberi kesempatan untuk membacakan hasil riset Serikat Mahasiswa Unhas terkait permasalahan yang terjadi di Kampus Unhas. Beberapa poin penting dalam pembacaan hasil riset SEMA-UH oleh salah satu perwakilan massa aksi  (1) Birokrasi Unhas yang kian tak Profesional, (2) PTN-BH Unhas serta Hiper-Eksploitasi Pekerja Kebersihan dalam Jerat Sistem Kontrak dan Outsourcing, (3) Jam Malam; Mengebiri Hak Atas Kampus, (4) Pungli pada Ujian Mahasiswa, (5) Kekerasan Akademik: Studi Kasus pada skorsing 4 Mahasiswa Kelautan, (6) Intervensi Lembaga Mahasiswa.
Dialog Rektor Unhas dengan Massa Aksi (Fotografer: Ismail S.)

Hasil dialog dengan Rektor Unhas tidak membuahkan hasil dikarenakan rektor Unhas meminta waktu untuk mengkaji ulang hasil riset yang telah dibacakan oleh perwakilan SEMA-UH. Kemudian Serikat Mahasiswa kembali menyodorkan pernyataan tertulis yang berisikan penegasan terkait rektor Prof. Dr. Dwia Ariestina Pulubuhu M.A bersedia mengundurkan diri jika isi Pakta Integritas tersebut tersebut ia langgar. Mereka meminta jaminan berupa tanda tangan rektor sebagai kepastian agar rektor betul-betul mengkaji hasil riset dari Serikat Mahasiswa. Namun rektor kembali menolak tawaran dari serikat mahasiswa dengan alasan tanda tangan rektor merupakan tanda tangan yang perlu analisis hukum ''tanda tangan ibu nak tanda tangan seorang rektor, tanda tangan yang dokumennya perlu dikaji, tanda tangan yang perlu analisa hukum'' ujar rektor unhas. Alih-alih menerima tawaran dari Serikat Mahasiswa, rektor pun menyudahi dialog dan kembali masuk ke gedung rektorat tanpa mendapatkan titik terang. Hasil ini membuat kecewa massa aksi “Pembahasan rektor hanya membahas Parsial dan tidak mengena sasaran sehingga tidak menjelaskan perubahan sistem yang terjadi di kampus” ujar A. Hendra E.R setelah dialog.

Selepas Rektor kembali ke ruangan, Serikat Mahasiswa kembali berorasi untuk mendatangkan Ketua MWA (Majelis Wali Amanat) Drs. Syafruddin Msi, mereka meminta agar ketua MWA hadir di tengah-tengah untuk berdialog dan mendesak supaya permasalahan yang Rektor abaikan bisa diselesaikan oleh MWA. Merasa kecewa tak kunjung datang, Massa aksi pun ingin menerobos masuk ke dalam Rektorat untuk menduduki Gedung Rektorat, namun di hadang oleh Satuan Pengamanan Kampus unhas. Kejadian saling mendorong pun terjadi, alhasil terjadi bentrok antara Mahasiswa dan Satuan Pengamanan Kampus Unhas.[](mateus/eca)


Tidak ada komentar: