Dengan mengusung tema “Militer Tidak ke Barak, PHK Meledak, Pendidikan Terdesak,” massa aksi menyuarakan kritik terhadap tiga isu utama militerisasi kampus, meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kondisi dunia pendidikan yang dinilai semakin terhimpit.
“Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk keresahan terhadap kebijakan-kebijakan bermasalah, seperti pengesahan UU TNI yang membuka peluang masuknya militer ke ruang-ruang sipil termasuk kampus, melonjaknya kasus PHK, serta terpuruknya dunia pendidikan akibat pemotongan anggaran dan memburuknya tata kelola birokrasi kampus,” ujar Gibay (nama samaran), salah satu peserta aksi.
Aksi tersebut juga digelar dalam rangka menyambut dua momentum penting: Hari Buruh Internasional (May Day) dan Hari Pendidikan Nasional. Para demonstran menilai kedua isu tersebut semakin terpinggirkan dalam kebijakan negara.
“Melalui aksi ini, kami ingin menyuarakan nasib kaum buruh yang terus mengalami PHK massal, serta menyoroti represi terhadap mahasiswa yang makin marak terjadi di kampus melalui berbagai kebijakan represif,” ungkap seorang peserta aksi yang enggan disebutkan namanya.
Selama kurang lebih tiga jam, mahasiswa melakukan orasi bergantian, membentangkan spanduk, serta menyampaikan tuntutan mereka di hadapan aparat keamanan yang berjaga.
Aksi ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap yang merangkum kritik dan tuntutan massa aksi terhadap pemerintah dan pihak kampus.
Tidak ada komentar: