suasana diskusi dalam acara unjuk kata Ecofest (foto:syf)
Mediaekonomiunhas.com
– Sabtu, (11/03) Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menyelenggarakan
“Unjuk Kata” sebagai salah satu rangkaian Economics Festival (Ecofest) .
Kegiatan ini merupakan proker dari Senat yang dilaksanakan oleh Kreativitas
Seni (Kresek) sebagai Badan Kelengkapan Non Departemen Senat. “Kami dipilih
untuk menjalankan proker karena diharapkan kami dapat mendistribusikan wacana
secara kreatif” ujar Abon, Ketua Kresek. EcoFest ini merupakan agenda perdana
yang dilaksanakan oleh Senat dengan mengangkat tema “Kampus Hari Ini”.
Maret
identik dengan hari perempuan. “Ini adalah bulan perempuan sedunia, yang
kemudian banyak direspon oleh gerakan perempuan, banyak gagasan yang mengemukan
terkait dengan bagaimana posisi perempuan.” Ujar Nyanya selaku Stearing commite
Ecofest. Hal ini kemudian menjadi salah satu alasan “Perempuan di Tengah Arus
Neoliberalisasi” menjadi tema diskusi Unjuk Kata hari ini.
Neoliberalisme
(Neolib) menyebabkan dianutnya system mekanisme pasar bebas yang
akhirnya dianggap hanya menguntungkan pemilik modal. Hal ini membuat banyak
stereotip yang disematkan kepada perempuan, misalnya perilaku boros. Salah satu
fasilitator mengungkapkan bahwa “Praktek ekonomi neolib lebih tertuju pada
perempuan dengan ekonomi menengah ke atas, hal ini dipengaruhi oleh budaya
konsumerisme” ujar Apriani, mahasisiwa Manajemen 2015. Apri melanjutkan bahwa
perempuan juga dimodifikasi menjadi ikon
dalam industri periklanan.
Amel
yang juga fasilitator menyampaikan adanya kerja bayangan yang dilakukan oleh
perempuan. “Kerja bayangan yaitu penambahan nilai yang dilakukan tanpa disadari
dalam kerja-kerja domestik, misalkan dalam membuat telur dadar, dia menghitung
ongkos ke pasar, ongkos naik tangga dan lain sebagainya.” Ujar Amel, mahasiswa
Hubungan Internasional tersebut. Sementara itu, Wilda mengungkapkan bahwa kita
jangan lupa terhadap nilai-nilai serta budaya local yang mengakar kuat pada
kehidupan masyarakat Indonesia. “Masih ada nilai yang dipegang keras, contohnya
yaitu mace-mace, walaupun mendapatkan sewa yang mahal, kita masih bisa hutang,
karena masih ada nilai-nilai yang dilihat” ungkap mahasiswa Ilmu Komunikasi
itu.
Tidak ada komentar: