Opini "Saya Mengenang Richard Feynman Saat Mengikuti Forum Diskusi Mahasiswa" oleh Fitrah Ramadhan
Saya Mengenang Richard Feynman Saat Mengikuti Forum Diskusi Mahasiswa
Fitrah Ramadhan
Anggota Keluarga Mahasiswa FEB-UH
Forum rapat kerja (raker) hingga musyawarah anggota (musta) atau kongres yang dilakukan lembaga mahasiswa (lema) pada awal hingga akhir kepengurusan kerap berlangsung dalam durasi yang sangat lama. Satu poin pembahasan di forum diskusi bisa saja, bahkan seringkali, berlangsung selama berjam-jam hingga berhari-hari. Lempar-terima-adu argumen antarpeserta diskusi lah yang menjadi pemicu utama permasalahan ini, cenderung bertele-tele, bahkan tidak dibahas secara sistematis. Sudah maklum lah hal seperti itu, toh, setiap orang punya pemikiran, guru, pengalaman berlembaga lingkup eksternal, dan tentu saja buku bacaan yang berbeda. Lamanya durasi forum raker dan musta/kongres bisa saja menjadi faktor penghambat jalannya kepengurusan.
Sayangnya, beberapa pemain utama dalam suatu poin pembahasan kerap menjadikan forum diskusi sebagai ajang “unjuk taring” dengan menggunakan kosa kata yang relatif sulit dipahami orang secara umum. Sehingga, poin utama yang dilontarkan dalam satu argumennya tidak tersampaikan baik dalam forum, lebih bahaya lagi jika pemimpin forum yang tidak mengerti hingga forum berlangsung dalam durasi yang lama. Terdapat tiga buah kemungkinan barangkali: (1) si "pengunjuk taring" sendiri tidak memahami apa yang ia katakan, (2) haus pengakuan memiliki intelektualitas tinggi padahal tidak, atau (3) memang benar-benar cerdas. Kemungkinan pertama dan kedua sangat mungkin terjadi sedangkan kemungkinan ketiga hampir tidak mungkin, barangkali satu atau dua orang saja.
Pernah dalam suatu forum diskusi mahasiswa rapat konsep, saya mengenang ungkapan seorang fisikawan jenius berkebangsaan Amerika Serikat, Richard Feynman: “If you can not explain something in simple terms, you do not understand it.” Perasaan sedih dan kesal bercampur-aduk yang saya rasakan. Sedih karena dunia ini terlalu cepat kehilangan seorang Feynman dan kesal karena si "pengunjuk taring" dalam forum diskusi tidak pernah peduli dengan ungkapan Feynman diatas. Mereka tentu ingin terlihat memiliki intelektualitas tinggi, kenyataannya tidak. Fenomena semacam ini dikenal dengan sebutan Dunning-Krueger Effect, yaitu kecenderungan orang yang tidak kompeten untuk memberikan penilaian lebih terhadap keahlian dirinya. Inilah yang meyakinkan saya untuk menerima kemungkinan (1) dan (2) diatas.
Makin sedih dan kesal saya rasakan setelah perdebatan dalam forum diskusi tuntas untuk satu poin pembahasan yang bersifat konseptual. Justru hal-hal teknis yang penting justru tidak dihadiri oleh si “pengunjuk taring” dalam forum diskusi tersebut. Padahal pembahasan tersebut justru menjadi “juru kunci” berhasilnya konsep kegiatan yang akan dilakukan. Sebagaimana yang disebutkan di awal bahwa wajar saja terjadi perbedaan pemikiran dalam suatu diskusi yang bersifat konseptual. Ah, semakin yakin saya jadinya, mereka hanya “unjuk taring” sekaligus memastikan bahwa mereka memang tidak memiliki intelektualitas tinggi apalagi rasa tanggung jawab!
Semakin yakin saya jadinya, bahwa mereka bagaikan parasit benalu dalam pohon besar, perlu disingkirkan karena menjadi faktor penghambat jalannya roda pergerakan lembaga mahasiswa yang progresif!
--
Tidak ada komentar: