RENOVASI MENYELURUH DAN ATURAN BARU KANTIN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNHAS
Renovasi kantin Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KaFE) Universitas Hasanuddin (Unhas) kini telah memasuki hari ke-19. Proses yang direncanakan berlangsung dari 1 hingga 31 Juli ini tidak hanya mencakup pembaruan fisik bangunan, tetapi juga penerapan beberapa aturan baru bagi para pengelola kantin.
Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Alumni, Prof. Arifuddin, menjelaskan bahwa renovasi ini sudah lama direncanakan oleh pihak fakultas. "Renovasi ini dilakukan oleh FEB, bukan oleh pihak aset rektorat, padahal dana sewanya masuk ke sana," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya pada 3 Juli.
Sebelum renovasi dimulai, pihak dekanat telah mengadakan pertemuan dengan para pengelola kantin untuk mendengarkan masukan mereka. Dalam pertemuan tersebut, para pengelola kantin menekankan pentingnya perbaikan saluran pembuangan dan fasilitas lainnya. Meskipun beberapa permintaan, seperti pembuatan toilet baru, tidak dapat dipenuhi, kebutuhan utama mereka tetap diakomodasi. "Sempat mereka meminta dibuatkan WC, tapi sudah ada WC di sini dan di lantai atas," tambah Prof. Arifuddin.
Selama proses renovasi, para pengelola kantin dibebaskan dari biaya sewa, sebagaimana tertuang dalam surat nomor 04454/UN4.4/PL.08/2024 yang ditujukan kepada Direktur Pengembangan Usaha dan Pemanfaatan Aset, Rektorat Unhas. Salah satu pengelola kantin mengonfirmasi hal ini. "Walaupun tidak ada bentuk kompensasi, setidaknya ada pembebasan pembayaran kantin selama periode renovasi," katanya.
Salah satu isu utama yang mendasari renovasi KaFE adalah "dikotomi" di antara para penjual yang menyebabkan sebagian dari mereka tidak mendapatkan pelanggan. "Ada yang disebut mace akuntansi, mace ilmu ekonomi. Ini yang mau diubah supaya terjadi persaingan sempurna," jelas Prof. Arifuddin.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak Dekanat menetapkan beberapa aturan baru. Para pengelola kantin tidak diperbolehkan menjual item yang sama, dan penempatan di kantin setelah renovasi akan dilakukan berdasarkan undian. Namun, sistem pembayaran satu pintu yang diusulkan tidak dapat diterapkan karena alasan logis yang disampaikan pengelola kantin.
Seorang pengelola kantin yang tidak ingin disebut namanya mengkritik rencana ini. "Tidak usah ada pembatasan daftar menu di setiap kedai. Penjualan item yang berbeda justru akan memunculkan masalah baru, soalnya para pengguna kedai sudah nyaman dan paten mi soal menu lama mereka," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa akan sulit membuat menu baru yang dibatasi, mengingat pelanggan sudah nyaman dengan menu tertentu. "Butuh penyesuaian ke depannya kalau sampai menu dibatasi. Toh susah ki juga survive ke depannya kalau menu dibatasi, apalagi biaya kantin yang tinggi," tambahnya.
Saat ditanya mengenai gambaran kantin ekonomi yang baru, Prof. Arifuddin menjelaskan secara rinci. Kedai yang awalnya berada di tengah akan dipindahkan ke sisi pinggir bangunan, sehingga area tengah bangunan hanya akan digunakan untuk tempat duduk pelanggan.
Renovasi ini juga berdampak pada aktivitas lembaga kemahasiswaan yang berada di KaFE. "Untuk kegiatan mahasiswa di atas (lantai 2 student centre) distop dulu sampai selesai pengerjaan kantin. Sudah ada surat yang akan dikeluarkan oleh Pak Mursalim selaku bagian kemahasiswaan," ujar Prof. Arifuddin.
Tidak ada komentar: