Klarifikasi Rektorat dan Dekan FEB Unhas Terkait Dugaan Manipulasi Tracer Study
Makassar – Pihak universitas telah memberikan klarifikasi terkait pemberitaan mengenai dugaan manipulasi pengisian Tracer Study di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (FEB Unhas) namun menuai polemik baru.
Media Ekonomi sebelumnya melaporkan adanya indikasi manipulasi dengan menyertakan bukti tangkapan layar percakapan dan pernyataan sejumlah alumni, serta konfirmasi dari Kepala Subbagian Kemitraan, Riset, dan Inovasi FEB Unhas mengenai adanya arahan dalam pengisian data.
Setelah pemberitaan tersebut menyebar luas, rektorat dan pihak fakultas melakukan klarifikasi. Dekan FEB Unhas, Rahman Kadir, menyatakan bahwa seluruh alumni diberikan kebebasan penuh dalam mengisi Tracer Study. Menurutnya, penjelasan yang diberikan oleh pihak fakultas hanya bertujuan untuk membantu apabila terdapat hal yang belum dipahami, tanpa mengarahkan atau memaksakan data tertentu.
“Kami memastikan semua alumni diberikan kebebasan penuh dalam mengisi Tracer Study. Pihak fakultas hanya memberikan penjelasan jika ada yang tidak dipahami, bukan mengarahkan atau memaksakan data tertentu,” ujar Rahman Kadir, dikutip dari JangkauIndonesia.com.
Dalam klarifikasinya, pihak fakultas juga menyampaikan rencana untuk mengambil langkah hukum terhadap penyebar informasi yang dianggap tidak akurat. Menanggapi hal tersebut, tim redaksi Media Ekonomi kembali menghimpun bukti tangkapan layar terkait arahan dalam pengisian Tracer Study dan meminta tanggapan dari pihak alumni.
Raka (nama samaran), alumni FEB Unhas angkatan 2019, menyatakan bahwa klarifikasi yang diberikan kampus tidak menjawab permasalahan yang dihadapi.
“Setelah membaca berita yang berisi bantahan dari Prof. Rahman Kadir mengenai tracer study, menurut saya pihak fakultas maupun rektorat harusnya melakukan evaluasi, bukan klarifikasi,” ujarnya saat dihubungi pada Kamis (27/2).
ia berharap kampus bertindak tegas akan kejadian ini dengan memperbaiki kualitas alumni melalui berbagai program yang inovatif dan sesuai tantangan zaman, bukan cuci tangan.
"tindakan klarifikasi ini justru menunjukkan bahwa kampus anti kritik, pantas saja program-program yang hadir tidak menyelesaikan permasalahan tantangan zaman karena data tracer study dipaksa menunjukkan hasil yang baik-baik saja.” Tutupnya
Tidak ada komentar: